 Fakultas Psikologi
Fakultas PsikologiUniversitas Negeri Yogyakarta
Jalan Colombo No. 1
Karangmalang Sleman, Yogyakarta 55281
Indonesia
Alamat surel: humas_fp@uny.ac.id, sekretaris.dekanfp@uny.ac.id
Instagram: @psikologiuny

Yogyakarta, 15 Oktober 2025 — Program Magister Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Isu-isu Penelitian Terkini dalam Psikologi Positif” di Aula Gedung Imam Barnadib, Sekolah Pascasarjana UNY. Kegiatan ini menghadirkan Dr. Nurlaila Effendy, M.Psi., Psikolog, Ketua Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I) dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, sebagai narasumber utama.
Kegiatan yang berlangsung interaktif ini diikuti oleh sekitar 202 mahasiswa Magister Psikologi UNY angkatan 2023–2025 serta 159 mahasiswa S1 Psikologi dari bidang peminatan klinis, perkembangan, dan kognitif. Kuliah umum juga diikuti oleh dosen dan tenaga kependidikan di Fakultasi Psikologi UNY. Antusiasme peserta terlihat sejak awal kegiatan, mencerminkan semangat mahasiswa UNY untuk terus memperluas wawasan akademik dan riset dalam bidang psikologi terapan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dr. Rosita Endang Kusmaryani, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Pengembangan, Kerjasama, Sistem Informasi, dan Usaha (PUK) Fakultas Psikologi UNY. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi terhadap terselenggaranya kuliah umum ini sebagai bagian dari upaya memperkaya wawasan akademik dan memperluas jejaring keilmuan mahasiswa pascasarjana. “Psikologi positif memiliki peran penting dalam membentuk generasi ilmuwan dan praktisi yang berorientasi pada kekuatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan manusia. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi kita semua,” ungkapnya.
Kuliah umum ini diadakan sebagai sarana pembelajaran lintas jenjang untuk memperkuat integrasi antara teori dan riset psikologi positif di lingkungan akademik Fakultas Psikologi UNY. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami arah dan peluang penelitian yang relevan dengan perkembangan sosial dan kebutuhan kesejahteraan psikologis di Indonesia.
Dalam pemaparannya, Dr. Laila menjelaskan evolusi psikologi positif dari masa ke masa, dimulai dari gagasan Martin Seligman, Mihaly Csikszentmihalyi, dan Ed Diener, hingga perkembangan empat gelombang psikologi positif (four waves of positive psychology). Gelombang pertama berfokus pada kebahagiaan dan emosi positif (being), gelombang kedua menekankan keseimbangan antara sisi positif dan negatif (inter-being), gelombang ketiga membuka ruang bagi perspektif lintas budaya dan sosial, sedangkan gelombang keempat menyoroti kesejahteraan ekologis dan keberlanjutan kehidupan non-manusia (beyond the human). Menurutnya, arah baru ini menegaskan bahwa psikologi positif semakin relevan dengan tantangan global seperti krisis lingkungan dan kesejahteraan sosial yang inklusif.
Pada bagian riset, Dr. Laila menyajikan hasil studi internasional yang ia lakukan bersama kolaborator dari Indonesia dan Turki terkait konsep flourishing yakni kondisi kesejahteraan psikologis yang optimal. Penelitian menunjukkan adanya perbedaan tingkat well-being antarnegara, sekaligus menegaskan pentingnya pendekatan kontekstual dalam mengukur kebahagiaan. Beberapa alat ukur yang diperkenalkan antara lain PERMA Profiler, Flourish Scale, dan MHC-SF, yang menilai aspek emosi positif, keterlibatan, relasi, makna hidup, dan pencapaian.
Dalam konteks pendidikan dan organisasi, narasumber mengajak peserta untuk menerapkan prinsip Positive Organizational Scholarship (POS) dan Positive Leadership, yang membangun iklim kerja positif berbasis kepercayaan, makna, dan apresiasi. Ia mencontohkan berbagai praktik yang telah diterapkan di dunia internasional, seperti Action for Happiness, Positive Coaching, dan Mindfulness-Based Strengths Practice (MBSP), yang terbukti memperkuat well-being dan produktivitas di lingkungan kerja. Pendekatan ini, menurutnya, selaras dengan semangat Merdeka Belajar dan penguatan kesejahteraan psikologis di institusi pendidikan Indonesia.
Di akhir sesi, Dr. Laila menegaskan pentingnya kolaborasi antara universitas, asosiasi profesi, dan komunitas masyarakat untuk memperluas gerakan psikologi positif di Indonesia. Melalui Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I) yang dipimpinnya, ia berkomitmen mengembangkan riset, pelatihan, serta publikasi ilmiah yang berorientasi pada kebahagiaan dan kebermaknaan hidup masyarakat. “Kita perlu membangun literasi kebahagiaan, agar kesejahteraan tidak hanya menjadi konsep akademik, tetapi menjadi budaya hidup. Dan mahasiswa merupakan agen of change budaya Indonesia,” tutupnya.
Kuliah umum ini menjadi momentum penting bagi civitas akademika Psikologi UNY untuk memperdalam pemahaman tentang positive psychology sekaligus memperkuat jejaring akademik nasional dan internasional. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan teoritis mahasiswa, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk berperan aktif dalam menciptakan kehidupan yang lebih bermakna, sehat, dan berbahagia—baik dalam konteks individu, organisasi, maupun masyarakat luas. (kumala)

 Fakultas Psikologi
Fakultas PsikologiCopyright © 2025,
